Interaksi Sosial
Interaksi Sosial berasal dari kata inter dan aksi. Aksi
(action) di maksud dengan adalah tindakan. Tindakan oleh Max Weber diartikan
sebagai perilaku yang mempunyai makna subjektif bagi pelakunya(the subjective
meaning of action). Maksudnya adalah bahwa makna yang sebenarnya dari suatu
tindakan hanya diketahui dengan benar oleh pelakunya (aktor) sendiri. Misalnya
si A,Seorang pemuda, menyanyi di kamar mandi. Apa makna tindakan A tersebut,
apakah sekedar iseng,belajar bernyanyi ataukah agar didengar oleh si B gadis
tetangga yang kepadanya si A menaruh perhatian? Orang lain,
bapaknya,ibunya,kakaknya,adiknya atau tetangga si pemuda A tadi dapat
penafsirannya masing-masing berdasarkan pengalaman dan pengetahuannya yang
saling berbeda atas tindakan si A. Tetapi makna yang sebenarnya dari tindakan
tadi benar-benar hanya diketahui si A.
Apabila dilihat dari dari orientasinya,tindakan dibedakan
menjadi dua macam,yaitu:
a.
Tindakan
non-sosial, yakni tindakan-tindakanynag dilakukan oleh seseorang tetapi tidak
di orientasikan kepada pihak lain. Sebagai contoh: seseorang yang sedang
memandangi potret dirinya atau seseorang berdiam diri dikamar pribadinya sambil
merenungi nasibnya.
b.
Tindakan
Sosial, yakni tindakan-tindakan yang oleh pelakunya diorientasikan kepada pihak
lain. Sebagai contoh: seseorang menyapa teman yang lewat di depan rumahnya atau
seorang murid bicara dengan gurunya.
Dilihat tekanan tentang cara dan tujuan tindakan itu dilakukan, dibedakan
menjadi empat(4) tindakan, yaitu:
a.
Tindakan
rasional-instrumental, yakni tindakan yang dilakukan dengan memperhitungkan
kesesusaian antara cara dan tujuan. Dalam hal ini aktor memperhitungkan efisiensi dan
efektivitas dari sejumlah pilihan tindakan. Contoh: tindakan memilih program
atau jurusan SMA dengan mempertimbangkan bakat,minat dan cita-cita, tindakan
rajin belajar supaya lolos seleksi penerimaan mahasiswa baru, bekerja keras
untuk mendapatkan nafkah yang cukup, dan sebagainya.
b.
Tindakan
berorientasi nilai, yakni tindakan- tindakan yang berkaitan dengan nilai nilai
dasar-dasar dalam masyarakat, sehingga aktor tidak lagi mempersalahkan tujuan
dari tindakan dari nilai tindakan yang menjadi persoalan dan perhitungan aktor
hanyalah tentang cara. Contoh : tindakan-tindakan yang bersifat religio-magis atau
berdasarkan keyakinan agama tertentu.
c.
Tindakan tradisional, yakni tindakan yang
tidak memperhitungkan pertimbangan rasional. Tindakan ini dilaksankan
berdasarkan pertimbangan kebiasaan dan adt istiadat. Contoh: berbagai macam
upacara atau tradisi untuk melestarikan kebudayaan leluhur.
d.
Tindakan
afektif, yakni tindakan-tindakan yang dilakukan oleh aktor berdasarkan perasaan
(afeksi).contoh: tindakan mengamuk karena marah, meloncat-loncat kegirangan
karena perasaan senang yang berlebihan, tindakan menolak karena benci, jatuh
cinta, dan sebagainya.
Jadi interaksi sosial adalah hubungan timbal-balik yang
dinamis individu dengan individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok yang saling
mempengaruhui.
Pola
interaksi dengan sosial dapat berupa timbal-balik antara:
a.
Individu
dengan individu, misalnya dua orang teman yang sedang bercakap cakap.
b.
Individu
dengan kelompok , misalnya seorang guru yang sedang mengajar dikelas.
c.
Kelompok
dengan kelompok, misalnya interaksi yang terjadi pada sebuah pertandingan sepak
bola.
Syarat terbentuknya interaksi sosial ada dua (2) yaitu:
a.
Kontak
sosial: gejala sosial yang saling berhubungan,berhadapan, bertatap muka antara
dua orang individu.
b.
Komunikasi
sosial: suatu cara penyampaian pesan dari satu pihak ke pihak yang lain
sehingga terjadi pengertian bersama.
Interaksi yang dapat dilakukan anggota masyarakat pada
hakikatnya mempunyai ciri-ciri berikut ini.
a.
Jumlah
pelaku lebih dari satu orang. Maksudnya setidaknya ada dua orang yang sedang
bertemu untuk interaksi
b.
Ada komunikasi antar pelaku dengan menggunakan
simbol-simbol. Artinya dalam sebuah
interaksi sosial didalamnya terdapat informasi atau proses komunikasi dengan
menggunakn isyarat atau tanda yang dimaknai dengan simbol –simbol yang hendak
diungkapkan dalam komuikasi itu.
c.
Ada
dimensi waktu (masa lampau, masa kini, dan masa mendatang ) yang
menentukan sifat aksi yang sedang
berlangsung, artinya interaksi dibatasi oleh dimensi waktu sehingga dapat
menentukan sifat aksi yang sedang dilakukan oleh orang-orang yang terlibat
dalam interaksi.
d.
Ada tujuan-tujuan tertentu, terbatas dari sama
atau tidaknya tujuan tersebut dengan diperkirakan oleh pengamat,artinya dalam
sebuah interaksi sosial, orang-orang yang terlibat di dalamnya memiliki tujuan
yang diinginkan oleh mereka.
Bentuk-bentuk
interaksi sosial dalam masyarakat ada dua yaitu:
1.
Proses
Asosiatif
Proses
Asosiatif adalah interaksi sosial yang bersifat positif diantaranya kerja
sama,akomodasi,asmilasi, dan akulturasi.
2.
Proses
Disosiatif
Proses
Disosiatif adalah interaksi yang bersifat negatif diantaranya
persaingan,kontroversi, pertikaian,dan konflik sosial.
Soekanto, Soerjono. 2001. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
KREATIF (Kreasi Belajar Siswa Aktif) . Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X Semester
Gasal. Standart Isi 2006. Viva Pakarindo.
Pengamatan
Interaksi Sosial di Masyarakat
1.
Interaksi Sosial di Pasar
Pasar adalah sebuah pusat kegiatan ekonomi perdagangan masyarakat kota maupun pedesaan serta tempat
bertemunya penjual dan pembeli. Pasar terbagi menjadi dua yaitu Pasar
tradisional dan Pasar
modern (swalayan).
Pasar tradisional adalah pasar
yang dalam pelaksanaannya bersifat tradisional dan ditandai dengan pembeli
serta penjual yang bertemu secara langsung. Proses jual-beli biasanya melalui
proses tawar menawar harga, dan harga yang diberikan untuk suatu barang bukan merupakan harga tetap, dalam arti lain
masih dapatditawar, hal ini sangat berbeda dengan pasar modern.
Di dalam pasar tradisional terjadi persaingan antar pedagang untuk
menarik perhatian pembeli agar datang ketempatnya berjualan merupakan aktivitas
sehari-hari yang terjadi di pasar tradisional. Berbagai cara yang dilakukan
pedagang agar pengunjung pasar setidaknya datang ke dagangan yang di jual untuk melihat barang yang dijual meskipun
bukan barang yang di cari.
Observasi di Pasar Pecangaan pada hari Sabtu,26 September
2015. Pasar Pecangaan adalah pasar yang terletak di kecamatan sebagai pusat
pasar perekonomian tradisional bertemunya semua penjual dan pembeli sekitarnya.
Pasar Pecangaan tepatnya terletak di jalan raya Pecangaan Jepara-Kudus. Di
dalam pasar pecangaan tersebut bentuknya tidak seperti pasar tradisional di
perkotaan yang bersusun tingkat melainkan hanya datar dengan pembagian sesuai
apa yang dijual. Bagian depan untuk buah buahan dan sayuran, bagian samping
kiri tempat penjualan bumbu dapur, di tengah untuk penjualan pakain dan
aksesoris, bagian belakang untuk daging mauoun ikan dan yang bagian belakang
untuk alat alat perlengkapan rumah tangga dan makanan pertenakan.
Pasar tradisional
barang yang di jualkan termasuk lengkap. Pasar tersebut mulai aktifitas jam
tiga (3) dini hari sampai jam tiga sampai empat(3-4). Namun, Pasar Pecangaan
bagian yang depan yaitu bagian penjualan buah buahan hampir buka 24 jam. Pada
pukul tiga (3) dini hari yang kebanyakan adalah penjual dan pemasok barang yang
disana penjual pasar berebutan dalam mencari,mengambil barang yang diperdagangkan.
Dalam hal ini terjadi interaksi sosial dalam bentuk asosiatif dan disosiatif.
Asosiatif sendiri adanya kerja sama(saling berhubungan untuk kepentingan
bersama), akomodasi (penyusuaian untuk mengurangi/mengatasi ketegangan dan
kekacauan) maksudnya ini tidak di pungkiri bahwa dalam pengambilan barang yang
diinginkan mungkin akan membuat pertengkaran antar penjual dengan penjual
lainnya,asimilasi (usaha untuk menekan/mengurangi perbedaan antar golongan)
maksudnya di sini adanya kumpulan orang yang berbeda dari satu desa dan desa
lain yang menyesuaikan diri dalam berkomunikas antar individu dan hal ini
biasanya menjadikan akulturasi(perpaduan dua kebudayaan yang berbeda untuk
membentuk kebudayaan yang baru dengan tidak menghilangkan cii kepribadian masing
masing). Disosiatif adalah kebalikan dari asosiati yaitu persainagan,
pertikaian,kontraversi(akibat dari persaingan dan pertikaian).
Pukul 6 ke atas hanyalah ada interaksi antar penjual dan
pembeli, penjual menjajakan daganganya dengan ramah tamah bertanya “ cari apa?
Nanti saya carikan” atau menawarkan apa yang di jual” bajunya pak, bu , dik ,
kakak.” Barang yang di jual harga bisa
di tawar hingga turun berapa persen yang telah disepakati. Dan terlihat si
pembeli terkadang terkecoh atas keramahn bahwasanya barang yang seharusnya
tidak dibeli menjadi dibeli dan tidak jarang juga saat mealkukan tawar menawar
pembeli tidak jadi membeli. Hal ini membuktikan bahwasanya adanya interaksi
yang sangat alamiah penjual dan pembeli melakukan komunikasi secara langsung.
Kegiatan tawar-menawar, komunikai mengorbankan waktu. Namun pasar tradisional
seperti pasar pecangaan ini sangat ramai dari semua kalangan baik muda, tua,
anak-anak yang berekonomian rendah sampai atas pun ada, kemungkinan untuk
kalangan atas sedikit. Alsan yang mendasar mengapa mereka mebeli di pasar
tradisional seperti pasar pecangaan adalah harga nurah kualitas sama tinggal
pembeli memilihnya dan bisa ditukar.
Pasar Pecangaan Kabupaten Jepara.
Pasar
modern (swalayan) adalah penjual
dan pembeli tidak bertransaksi secara langsung melainkan pembeli melihat label
harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan
pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga. Barang- barang yang dijual, selain bahan
makanan makanan seperti; buah, sayuran, daging; sebagian besar barang lainnya
yang dijual adalah barang yang dapat bertahan lama.
Semoga Jaya
Market
Observasi Semoga
Jaya (sebuah mini market) pada pada hari
minggu,27 September 2015. Aktivitas
dimulai jam 8 pagi sampai jam 10 malam. Selayaknya pasar modern yang telah di jelaskan pengertian pasar modern
membuktikan interaksi sosial yang kaku dan terkesan paksaan. Setiap pembeli
masuk pasti penjaga kasir atau pramuniaga memberi salam seperti “selamat
siang,selamat datang di Muji
jaya” dan terlihat kebanyakan pembeli tidak menghiraukan salam tersebut.
Pembeli langsung mencari apa yang harus di beli dan adanya interaksi dalam hal
ini ketika pembeli merasa kesulitan mencari barang yang dicari kepada
pramuniaga. Setelah mendapatkan apa yang dicari pembeli akan ke kasir dan di
sela akhir perhitungan si kasir menawarkan barang yang di sekitarnya, respon si
pembeli kebanyakan akan menjawab tidak dengan melihat ataupun dengan aktifitas
lain. Saat pembeli keluar maka akan terdengar suara dari kasir atau pramuniaga
“terima kasih dan sampai bertemu kembali di muji jaya”. Interaksi ini lebih
menonjol ke kerja sama saja antar individu dengan individu. Dan terlihat hanya
kalangan tertentu yaitu menengah ke atas. Alasanya karena lebih
efisien,bersih,dan sudah harga yang tidak usah menawar. Persaiangannya dalam
pasar modern adalah adanya diskon.
Interaksi
sosial di dua macam pasar tersebut terlihat lebih adanya interaksi sosial pada
pasar tradisional dari pada pasar swalayan. Namun tujuannya sama yaitu untuk
memenuhui kebutuhan rumah tangga. Interaksi sosial yang dilakukan adalah interaksi
individu antar individu. Bentuk asosiatif dan disosiatif timbul dalam aktivitas
jual beli.
2. Interaksi Sosial di Kost
Kost
merupakan tempat tinggal (bentuk kamar) untuk sementara dalam bentuk sewa. Biasanya
orang yang kost adalah orang yang jauh dari kampung halaman dengan tujuan agar
lebih efisien untuk tujuannya. Seperti mahasiswa yang melakukan jenjang
pendidikan jauh dari kampung halaman dan membutuhkan tempat tinggal.
Kos Widuri
Puri Kencana 2
Saya melakukan observasi di kos
Widuri Puri Kencana 2 pada 28 September 2015 , disana semua penghuni kost terlihat sama tidak membedakan
strata sosial, semua membaur dalam satu sama lain. Alasan mereka
sama-sama anak jauh dari kampung halaman dan memiliki tujuan bersama yaitu
mencari ilmu. Dalam penghuni kos widuri kencana 2 terdapat berbagi asal daerah
ada yang dari Tuban,Brebes,Purwokerto,Jepara,Cilcap dll. Dalam kos terdapat
lima belas(15) orang dan penghuninya ada
yang satu/dua totalnya 19 orang,kamar dalam dua lantai. Mereka setip pagi satu
sama lain saat bertemu pasti menyapa,ketika ingin pergi mereka berpamitan, ketika
akan sibuk dengan tugas maka dikamr saja atau ngerjain bersam-sama dan jika waktu malam tidak ada kegiatan mereka
akan bersundau gurau bersama-sama. Ketika mereka mendapatkan masalah maka
mereka akan membuat rapat seperti masalah parkiran karena memang tempat
parkirnya sempit,dan permasalahan listrik serta adanya uang kas.
Adanya membaur dalam satu sama lain pasti menimbulkan interaksi,
interaksi dapat membawa dampak positif dan negatif. Dampak positif contohnya
apabila dalam kos terdapat anak yang rajin, peduli dengan yang lain maka akan
membawa atmosfir positif. Sedangakn dampak negatif sebaliknya dapat mempengaruhui
kita untuk ke arah negatif.
Di dalam kos pasti ada hubungan
asosiatif dan disosiatif. Asosiatif berupa kerjasama,akomodasi yaitu adanya
saling kerja sama yang sama-sama untung dan mengatasi jika adanya konflik.
Disosiatif itu sendiri pasti adanya
persaingan,pertentangan,kontravensi seperti pertengkaran karena penyatuan perbedaan karakter.
3. Interaksi Sosial di Kampus
Kampus
UNNES FIS
Kampus adalah tempat bergedung-gedung untuk mencari ilmu setelah jenjang SMA/MA/SMK
maksudnya jenjang universitas. Kampus terdiri dari berbgai jurusan. Di kampus
terdapat interaksi yang bermacam-macam seperti mahasiswa dengan mahasiswa,dosen
dengan dosen,pekerja antar pekerja,serta mahasiswa/dosen/pegawai berinteraksi
dengan penjual yang ada di sekitar
kampus dll.
Saya melakukan observasi di Universitas Negeri Semarang
tepatnya di Fakultas Ilmu Sosial pada tanggal 30 september 2015. Disana mulai
aktivitas sebelum jam tujuh(7),dan mulai sepi pada jam lima(5) ke atas. Ada
beberapa jenis interaksi mulai dari
kelompok dengan kelompok, individu dengan kelompok,individu dengan kelompok,
kelompok dan kelompok.
Disana terlihat
mereka berinteaksi dengan semua manuasia yang disana, mahasiswa disana
melakukan perkuliahan,mengerjakan tugas bersama, mencarimateri-materi
perkuliahan atau sekedar bermain jejaring sosial dengan menggunakan fasilitas kampus(WIfi)dan sedang melakukan rapat.
Sedangkan para dosen melakukan kewajibanya yaitu mendidik
dan melakukan rapat serta adanya saling berbicara satu sama lain yang akan
terjadinya suatu hubungan kekeluargaan.
Bentuk Interaksi yang terjadi disana berupa asosiatif dan
disosiatif. Namun cenderung ke bentuk asosiatif yang saya temui yaitu kerjasama
asimilasi dan persaingan. Hal itu di
tujukan adanya kepentingan tujuan bersama dan kebersamaan pasti muncul penyatuan
kelompok menjadi satu. Kemudian untuk persainagan adanya saling berlomba antar
mahasiswa untuk mendapatkan prestasi yang baik.
4.
Interaksi
di Terminal
Terminal Pecangaan.
Terminal adalah
sarana prasarana dari suatu wilayah untuk menurunkan penumpang ataupun barang
untuk pindah dari transportasi yang satu ke yang lain atau tetap dalam tersebut
sesuai tempat yang akan ditujukan. Terminal juga mengatur keberangkatan dan
kedatangan transportasi bus atau angkutan umum biasanya dalam satu kota
terdapat lebih dari satu terminal.
Pada siang hari
kamis pukul 13.30 WIB,24 September 2015 di terminal bus Pecangaan
terlihat banyak bus yang terlihat,para penumpang kebanyakan dari siswa yang
sedsng waktu pulang di mulai dari siswa SMP lalu diikuti dengan siswa SMA. Para
penumpang yang sedang menunggu bus pun bermacam-macam dari pekerja kantoran,ibu-ibu,bapak
yang sedang ingin pergi merantau,pelajar yang menunggu untuk sampai ke rumah.
Di dalam
terminal terdapat penjual asongan,pengamen, penjualan tiket bus, toko-toko dan
warteg hingga salon pun ada, adanya seperti itu para penumpang tidak terasa menunggu
dan diuntungkan jika mereka merasa lapar dll. Adanya timbal balik yang sama di
untungkan antara penjual dan pembeli. Hal ini menunjukan bahwa terminal bukan
hanya digunakan sebagai yang telah di jelaskan diatas namun juga sebagai tempat
mebuka lapangan pekerjaan. Aparat penumpang atau petugas penghubungan melakukan
tugasnya yang terkadang kualahan pada waktu jam tersebut. Kenek( pencari
penumpang) menyuarakan dan langsung menjemput penumpang, dengan hawa panas jam
tersebut teradang para kenek merasa emosi terhadap aparat penumpang mereka
menyetorkan uangnya sambil diterbangkan saat bus berjalan, aparat pun tidak
bisa berbuat apa-apa dan memungutnya.
Interaksi yang terjadi disana adalah asosiatif dan disosiatif yang saya temui yaitu
kerjasama,persaingan serta konflik sosial. Hal itu di tujukan adanya
kepentingan dan tujuan bersama dan persaingan mencari penumpang yang biasanya
disertai emosi karna kelelahan.
Persamaan dan
Perbedaan
Persamaan :
Persamaan
dari pasar, kampus, kos, terminal sama-sama melakukan interaksi sosial dan
menunjukan bahwa adanya saling berhubungan ketergantungan sebagaimana manusia
adalah zoon politicon yang tidak bisa hidup sendiri. Di dalam interaksi
terdapat dua bentuk yang saling beriringan yaitu bentuk asosiatif dan disosiatif.
Perbedaan :
Pebedaan
dari ke empat tersebut yaitu pasar, kampus, kos, terminal yang mendasar adalah kepentingan
atau tujuan yang berbeda. Pasar digunakan sebagai tempat barter untuk memenuhui
kebutuhan, kampus digunakn untuk menuntut ilmu, kos untuk tempat tinggal
sementara,dan terminal sebagai jalan untuk melakukan perjalanan ke suatu tempat
yang di tuju. Disisi lain perbedaan itu adalah tempat lingkungannya, yang
melakukan interaksi sosial dan waktu jarak yang berbeda.
INTERAKSI
SOSIAL
Disusun
untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar
Sosiologi
Dosen
Pengampu :
Drs. Setiajid, M.Si.
Disusun
oleh:
NIM : 3301415070
Nama : Igga
Nur Maliani
Rombel : dua (2)
PENDIDIKAN
POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN
JURUSAN
POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS
ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
2015